Selasa, 15 Oktober 2013

Janganlah Kau Merendahkan Orang Lain


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAFY3DFa-Rhzb3MwbzCMMdYGlFd219SzkQ7wX5r3icsHFzKIrBMBP3ygBWNFt5AcN8CYl8XOlAvTovEdRboVHYSHffJNIjAHS5ThzKm-G-lc7Ym0vP07WYxl_cV01B2h7FRJ3U4AQufYU/s320/Mengejek+Orang.jpg


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang direndahkan) lebih baik dari mereka (yang merendahkan)…” (QS. Al-Hujurat: 11) Yakni, jangan merendahkan orang atau kaum tertentu. Meremehkan dan memandang hina orang lain termasuk kesombongan.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sebutir debu dari kesombongan.” (HR. Muslim)


Kesombongan, walau hanya sebesar butir debu, akan menghalangi orang untuk masuk ke dalam surga. Rasulullah SAW bersabda, “Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”

Menghina dan meremehkan orang lain adalah tindakan zalim dan dosa. Jika Anda meremehkan orang lain, maka pahala kebaikan Anda akan hilang dan Anda akan mendapatkan murka Allah SWT.

Ingatlah sabda Rasulullah SAW kepada Abu Dzar, setelah Abu Dzar mencaci orang lain dengan menyebut ibunya. Apa yang dikatakan Rasulullah kepada Abu Dzar? Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau seorang yang didalam dirimu masih ada sifat jahiliyah.” (HR. Bukhari)

Bukhari membuat bab tersendiri, dalam bukunya, yang membahas tentang ayat, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat: 11) Di dalam bab ini Bukhari menyebutkan dua hadits:

1. Dari Abdullah ibn Zama’ah, ‘Rasulullah melarang orang menertawakan (orang lain) karena sesuatu yang keluar dari dalam tubuhnya.” (HR. Bukhari)

2. Dari Abdullah Ibn Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan (untuk dilanggar) atas kalian darah-darah kalian, harta kalian dan harga diri kalian, sebagaimana haramnya hari kalian ini, dalam bulan ini, di kota ini.” (HR. Bukhari)

Termasuk bentuk meremehkan orang lain adalah meremehkan mereka karena dosa dan kesalahan yang mereka lakukan. Apalagi jika ternyata mereka telah bertobat dari dosa dan kesalahannya.

Firman Allah, “Bisa jadi mereka yang diremehkan itu lebih baik daripada mereka yang meremehkan.” (QS. Al-Hujurat: 11) Betul sekali mereka yang diremehkan bisa jadi lebih baik dan lebih mulia di sisi Allah daripada mereka yang meremehkan. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Bisa jadi seorang sahaya lebih baik daripada tuannya disisi Allah. Bisa jadi rakyat lebih baik daripada pejabat. Bisa jadi pegawai lebih baik daripada komisaris…

Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang termulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Pandai.” (QS. Al-Hujurat: 13)

“Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha: 74-76)

“Dan janganlah sekali-kali orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS. Ali-Imran: 178)

“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al-Baqarah: 212)

Rasulullah SAW ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah menjawab, “Orang yang paling bertaqwa kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bukhari meriwayatkan dari Sahal ibn Sa’ad as-Saidi, “Seorang laki-laki lewat didepan Rasulullah, Rasulullah berkata kepada seseorang yang duduk disisi beliau, “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?” Orang yang disisi Nabi itu menjawab, “Ia adalah oaring dari golongan terhormat. Demi Allah, jika ia meminang, ia pasti diterima; jika ia meminta bantuan, pasti dibantu.” Rasulullah SAW diam. Kemudian lewat orang yang lain. Dan Rasulullah pun bertanya kepada orang yang disampingnya tadi, “Bagaimana pendapatmu tentang yang ini?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia orang dari golongan muslim yang miskin. Jika ia meminang, pasti ditolak; jika ia minta bantuan, pasti tidak ada yang membantu; jika ia berkata, pasti tidak ada yang mendengarkan ucapannya.” Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Orang ini (yang miskin) lebih baik daripada bumi dengan segala isinya dan orang yang tadi (yang dari golongan terhormat).” (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini mungkin orang miskin itu lebih baik agamanya daripada orang yang dari golongan terhormat.

Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, tidak pula melihat harta kalian. Tetapi Allah melihat hati dan perbuatan kalian.”

Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Banyak orang yang berpenampilan kumal, tak dipersilahkan masuk di hadapan pintu-pintu rumah. Padahal jika ia bersumpah, niscaya Allah akan menerimanya.”

Perhatikanlah bayi kecil yang bisa berbicara untuk mengukuhkan kebenaran. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, “Nabi SAW bersabda, ‘Hanya ada tiga bayi yang bisa berbicara ketika masih dalam buaian…’ Kemudian lanjutan hadits itu adalah, ‘Ketika seorang bayi sedang menyusu pada ibunya, lewatlah seseorang dengan menunggang kuda yang gagah dan berpenampilan menarik. Sang ibu berkata, ‘Ya Allah jadikanlah anakku seperti orang ini.’ Anak itu sontak melepaskan mulutnya dari putting susu ibunya, melihat orang itu dan berkata, ‘Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku seperti orang itu!’ Kemudian bayi itu kembali menyusu.’ Aku (Abu Hurairah) berkata, ‘Aku melihat Rasulullah menceritakan kasih itu dengan penuh penghayatan. Sampai-sampai, ketika berkata ‘bayi itu menyusu’, beliau tanpa sadar mengisap jari jempol tangannya.’ ‘Kemudian (dihadapan ibu dan bayi tadi) lewat banyak orang menggiring seorang sahaya sambil memukuli dan memakinya, ‘Engkau berzina dan mencuri!’ Sedang sahaya itu berkata, “Allah mencukupi aku dan Dialah pelindung yang paling baik”

Melihat itu sang ibu berucap, ‘Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.’ Bayi yang digendong tersebut segera melepaskan putting ibunya, menatap sahaya itu dan berkata, ‘Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.’ Sang ibu bertanya kepada bayinya tentang apa saja yang baru ia alami. Sang bayi menjelaskan kepaa ibunya bahwa sahaya wanita itu tidak berzina dan tidak mencuri. Sedangkan laki-laki dengan kendaraan yang gagah itu adalah seorang penindas.”

Firman Allah, “…dan jangan pula wanita-wanita (meremehkan) wanita-wanita lainnya, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diremehkan) lebih baik dari wanita (yang meremehkan).” (QS. Al-Hujurat: 11) Ini berisi peringatan terhadap kaum wanita agar tidak menyombongkan diri. Para wanita adalah “kurang daya nalarnya dan agamanya”, dan saling menyombongkan diri itu sering terjadi kalangan kaum wanita. Itulah alasan mengapa mereka disebut secara khusus dalam ayat ini.[*]



Bosan Hidup


Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji,

“Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”


Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.”



“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.

Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.

Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo.

Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya.


Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan.


Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.


“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.


“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.


“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”


“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Tapi ustadz yang satu ini aneh. malah Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang.

Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.

Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang.

Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.

Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.”

Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini “.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya.

Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Apa yg terjadi memb, melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata

“Buang saja botol itu. Isinya air biasa kok.. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kepasrahan, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.

Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. 

Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan. percayalah .. Allah bersama kita.”

Lalu Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini ……
http://islamitubaik.blogspot.com/2012/11/cerita-inspirasi-islam-bosan-hidup.html

Kamis, 10 Oktober 2013

Muslimah, Kemana Kan Kau Bawa Cantikmu?


http://cdn.muslimah.or.id/img/bunga46.jpg
Wanita mana yang tidak ingin terlihat cantik? Semua wanita pasti ingin terlihat cantik di mata setiap orang. Apakah kita harus mengumbar kecantikan yang kita miliki kepada orang lain? Wahai saudariku muslimah, kalian begitu cantik, oleh karena itu hiasilah kecantikanmu dengan balutan yang bisa menutupi aurat kita. Terutama di zaman saat ini, yaitu zaman penuh fitnah. Banyaknya kaum wanita yang berlomba-lomba untuk menonjolkan kecantikannya dan mempertontonkan auratnya di depan khalayak ramai. Oleh karena itu Allah telah memerintahkan kita untuk menjaga aurat kita dengan mengenakan hijab sesuai dengan syar’i, agar terhindar dari gangguan-gangguan laki-laki asing yang bukan mahram dan lebih menjaga kehormatan seorang wanita.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَمَا كانَ لِمُؤمن وَلَا مُؤمِنةٍ إِذا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أمرًا أن يَكونَ لهم الخِيَرَة مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ الله وَرَسُولهُ فقد ضَلَّ ضلالاً مبينا
“Dan tidaklah patut bagi laki laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi wanita yang mu’minah apabila Allah dan rasul Nya telah menetapkan suatu ketetapan ,tidak akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka .dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan rasul Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Qs Al Ahzaab: 36)
و قل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن و يحفظن فروجهن , ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها ,وليضربن بخمرهن على جيوبهن
“Katakanlah pada wanita wanita yang beriman; ‘’hendaknya mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan nya kecuali apa yang biasa tampak dari padanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedada mereka” (Qs An Nuur: 31)
يا أيّها النبيّ قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهنّ من جلابيبهنّ ذلك أدنى أن يُعرَفنَ فلا يُؤذين وكان الله غفوراً رحيماً
“Wahai para nabi katakanlah kepada istri istrimu, ,anak-anak perempuanmu dan istri istri orang-orang mukmin; ‘Hendaklah mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’”  (Qs Al Ahzaab: 59)
Didalam ayat ini Allah ta’ala menyebutkan tentang kata “jilbab”. Makna jilbab yaitu pakaian longgar yang menjulur, menutupi kepala sampai dibawah mata kaki, ada yang mengatakan; yaitu selimut yang menutupi atau kain longgar yang menutupi wanita berupa kain longgar yang melilit tubuhnya. Kebanyakan ulama tafsir berpendapat bahwa jilbab adalah yang menutupi kepala, sebagaimana yang dikutip dari Imam At-Thabarii dalam tafsir nya dari Ibnu Abbas, Qatadah, Hasan Al Bashri, Said Ibnu Jubair, Ibrahim An-Nakha’i, dan Atha’ bin Abi Rabbah .
Dalil dari as-sunnah tentang wajibnya jilbab diantaranya yaitu :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم في صحيح مسلم ( صنفان من أهل النار …. نساء كاسيات عاريات، مميلات مائلات، رؤسهن كأسمنة البخت المائلة [تصفف الشعر فيصبح كسنام الجمل ] ، لا يدخلن الجنة، ولا يجدن ريحها . وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا ). الحديث صحيح
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan yang termasuk penghuni neraka Mail (nama neraka) yaitu, wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang yang membuat hati jadi terfitnah, kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga dapat tercium dari jarak yang sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
عن أم عطية رضي الله عنها قالت : (أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نخرجهن في الفطر والأضحى، العواتق (اللائي لم يتزوجن ) ، والـحُيَّض (عليها حيض ) ، وذوات الخدور (المتزوجات ) ، أمَّـا الحيض فيعتزلن الصلاة ويشهدن الخير ودعوة المسلمين، قلت : يا رسول الله ! إحدانا لا يكون لها جلباب؟ قال : لتلبسها أختها من جلبابها ) .راه البخاري ومسلم .
Dari Ummu Atiyyah radhiyallahu ‘anha berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk mengeluarkan anak-anak wanita perawan dan wanita-wanita menikah pada hari raya ‘idhul fitri dan ‘adha , adapun wanita-wanita yang haidh mereka menjauh dari tempat shalat dan menyaksikan kebaikan dan da’wah kaum muslimin. Maka saya berkata, ‘Wahai Rasulullah salah seorang dari kami tidak mempunyai jilbab?’ Maka beliau berkata, ‘Hendaknya salah seorang saudaranya meminjamkan jilbabnya.’ (HR Bukhari dan Muslim)
Dan begitu pula para ulama dan mujtahid sejak jaman Rasulullah dan para sahabatnya serta tabi’in hingga para ulama jaman kita sekarang semuanya bersepakat tentang wajibnya hijab (jilbab) yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan (menurut sebagian pendapat) bagi wanita.dan menyelisihi atau melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya merupakan penentangan. Padahal Allah ta’ala bersabda :
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيراً
Barang siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya setelah datang kebenaran padanya dan mengikuti jalan selain jalannya kaum mu’minin .Kami biarkan dia pada kesesatannya dan Kami masukkan ia kedalam jahannam dan jahannam itru seburuk buruk tempat kembali.” (Qs An Nisa: 115)
Syarat-Syarat Jilbab Syar’i
  1. Hendaknya menutupi seluruh tubuh kecuali bagian yang dikecualikan. (terdapat perselisihan diantara para ulama dalam memahami dalil sehingga sebagian ada yang berpendapat bahwa selurah tubuh wanita adalah aurat tanpa terkecuali dan sebagian lagi berpendapat bahwa seluruhnya aurat kecuali wajah dan telapak tangan). Disyaratkan longgar agar lekuk-lekuk tubuh tidak tampak karena ketatnya pakaian.
  2. Bukan pakaian perhiasan (yang dihiasi dengan manik-manik dan yang semacamnya).
  3. Tebal dan tidak transparan sehingga tubuh tidak tampak dari luar.
  4. Tidak ketat sehingga tidak menampakkan bagian-bagian tubuh.
  5. Tidak boleh diberi wewangian atau parfum.
  6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
  7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
  8. Bukan termasuk pakaian syuhrah (pakaian sensasi yang membuatnya tampil beda dari yang lain )

Sabtu, 05 Oktober 2013

Beragam Pilihan Gamis

Gamis cukup nyaman dikenakan karena modelnya yang simple dan loose. Baju jenis long dress dengan siluet H dan A line ini biasanya dikenakan sebagai basic item untuk dipadu-padankan dengan busana lain.

Busana Gamis merupakan salah satu item dari busana muslim yang cukup populer di kalangan wanita muslimah. Namun untuk menggunakan gamis tidaklah sembarangan. Pasalnya, jika sembarangan maka orang akan menilai buruk penampilan kita.

Gamis kini tampil dengan berbagai macam model dan gaya. Berikut adalah beberapa model rancangan untuk busana muslimah gamis:

Gamis cukup nyaman dikenakan karena modelnya yang simple dan loose. Baju jenis long dress dengan siluet H dan A line ini biasanya dikenakan sebagai basic item untuk dipadupadankan dengan busana lain.

Busana Gamis merupakan salah satu item dari busana muslim yang cukup populer di kalangan wanita muslimah. Namun untuk menggunakan gamis tidaklah sembarangan. Pasalnya, jika sembarangan maka orang akan menilai buruk penampilan kita.

Gamis kini tampil dengan berbagai macam model dan gaya. Berikut adalah beberapa model rancangan untuk busana muslimah gamis:
  • Gamis motif bunga abstrak dan satin dilengkapi dengan opnaisel di bagian dada.
  • Gamis bertabur payet dipercantik dengan luaran berbentuk vest panjang berbahan yuryu.
  • Gamis taburan payet di dada dan lengan menciptakan kesan mewah.
  • Gamis yang dipermanis dengan sulam pita dan kemilau payet di bagian dada dan lengan.
  • Gamis dengan aplikasi bordir bunga besar dengan kemewahan taburan payet dan pita beludru.
  • Gamis yang dipermanis dengan opnaisel variasi benang smok di bagian dada dan pita.
  • Gamis dengan motif bunga yang dikombinasikan dengan satin hitam dan deretan payet batang yang cantik di bagian dada.
  • Gamis dengan rangkaian bordir dan opnaisel di bagian dada dan dipermanis dengan kemilau payet.
  • Gamis bordir dengan aksen ruffle dilengkapi taburan kilauan payet.
  • Gamis dengan kilauan payet pada kain di bagian dada dipercantik dengan luaran berbentuk bolero dengan bahan satin motif flower glitter yang semakin elegan dengan taburan payet di tangan yang membuat tampilan anda semakin cantik.